Kamis, 08 Januari 2015

Kabudayaan



Tradisi Meron
Desa Sukolilo, kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati

            Desa Sukolilo yang berada di Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani dan pembuat kasur ini memiliki tradisi yang setiap tahun harus diadakan yaitu tradisi meron. Tradisi Meron dalam bahasa jawa mempunyai arti “Rame”,iron-tiron yang artinya tiruan. Tradisi Meron adalah tradisi/perayaan yang diadakan oleh warga desa sukolilo kecamatan sukolilo kabupaten pati untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Dalam perayaan tradisi meron ada serangkaian acara yang meramaikan yaitu upacara selametan dan arak-arakan.
            Dalam upacara selametan terdapat nasi tumpeng yang diarak disepanjang  jalan gunung kendeng lor sampai desa sukolilo yang pada akhirnya nasi tumpeng tersebut dimasukan kedalam masjid dipergunakan sebagai pelengkap upacara selametan dengan doa bersama yang diikuti oleh kepala desa dan warga desa setempat. Namun sebelum diarak menuju masjid, nasi tumpeng tersebut diletakan didepan halaman rumah kepala perangkat desa, doa dipimpin oleh kyai setempat. Setelah upacara selesai nasi tumpeng tersebut dibagikan kepada warga masyarakat yang mengikuti  upacara selametan dan para pengunjung.
            Arak-arakan ditradisi meron terdapat tarian tradisional seperti tari barongan yang diarak disepanjang jalan, berbagai kesenian daerah ditontonkan dan dikemas sangat menarik. Banyak warga dan pengunjung menunggu arak-arakan gunungan tiba, karena mereka tidak sabar untuk merebut gunungan-gunungan yang diarak dijalan yang dipercaaya masyrakat akan mendapatkan berkah sesuai dengan makna gunungan sesuai dengan bagian gunungan yang didapatkan.
            Susunan-susunan gunungan tersebut adalah :

  1.  Gunungan bagian teratas adalah mustaka yang berbentuk lingkaran bunga aneka warna berisi ayam jago atau masjid. Ayam jago menyimbolkan semangat keprajuritan. Masjid menyimbolkan semangat keislaman. Bunga menyimbilkan persaudaraan
  2. Gunungan bagian kedua adalah terbuat dari roncean atau krupuk aneka warna berbahan baku tepung dan cucur berbahan baku campuran tepung terigu. Ampyang melambangkan tameng atau perisai prajurit. Cucur melambangkan tekad manunggal atau persatuan.
  3. Gunungan bagian ketiga atau bawah gunungan disebut ancak atau penopang. Ancak terdiri dari ancak atas yang menyimbolkan iman, ancak tengah menyimbilkan islam, dan ancak bawah menyimbolkan ikhsan atau kebaikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar