SADRANAN ING DESA GUMELEM
Upacara tradisi Sadran Gedhe diadakan
setiap tahun oleh masyarakat daerah Gumelem, Kecamatan Susukan,
Kabupaten Banjarnegara. Tradisi ini dilaksanakan setiap senin atau kamis
terakhir dibulan sya’ban sebagai acara menyambut datangnya bulan Ramadhan.
Tahun ini. Serangkaian acara Sadran Gedhe sudah berlangsung sejak senin malam 23
Juni 2014, yaitu dengan diadakannya Uyon-Uyon. Selanjutnya berturut-turut
setiap malamnya diadakan Pengajian Akbar dan pemutaran film oleh bioskop
keliling.
Nyadran (kata kerja dari kata bahasa
Jawa: Sadran = Ruwah, Syakban). Upacara kenduri di tempat keramat, masjid,
langgar, rumah atau tern pat lainnya, yang dilakukan oleh masyarakat Jawa,
terutama Jawa Tengah, pada bulan Sadran. Upa cara itu dimaksudkan untuk
menghormati arwah para leluhur keluarga tertentu. Dalam upacara itu, selain
kenduri, biasanya juga dilakukan ziarah ku bur dengan membawa bunga-bungaan,
terutama bunga telasih, sebagai lambang masih adanya hu bungan yang akrab dan
selalu segar antara si pe- ziarah dan arwah leluhur yang di-ziarahi.
Setelah serangkaian agenda itu, hari
kamis, 26 Juli 2014 menjadi puncak acara Sadran Gedhe. Sekitar pukul 09.00,
semua peserta Kirab Sadran Gedhe dengan menggunakan busana Jawa sudah berkumpul
di depan Balai Desa. Diantara dari mereka ada yang membawa gunungan hasil bumi
serta tenong berisi makanan yang nantinya akan dimakan bersama-sama setelah
proses sadran selesai.makanan itu berupa : Tumpeng, sayur kumplit,
ayam ingkung / rasulan, jajan pasar , wedang telon (gembawuk).
arang” , kambang. Degan klapa, kembang telon (kanthil mawar kenanga) banyu
godhong tawa / denok.
Kirab diawali dari depan balai desa
Gumelem Wetan berjalan menuju ke makam Ki Ageng Gumelem. Diantara iring-iringan
tersebut, ada Wakil Bupati Banjarnegara, Camat Susukan, Kepala Desa Gumelem
Wetan dan Kulon, serta instansi terkait dilingkungan Pemkab Kabupaten
Banjarnegara.
Sesampainya di makam Ki Ageng Gumelem,
beberapa pesera kirab ada yang melanjutkan perjalanan menuju Petilasan Ki Ageng
Giri yang letaknya berada dipuncak bukit. Sesampainya disana, rombongan langung
melaksanakan dzikir dan doa bersama.
Setelah selesai, rombongan kembali turun
menuju makam Ki Ageng Gumelem. Disana rombongan kembali melaksanakan dzikir dan
doa bersama. Setelah itu, acara diakhiri dengan makan bersama tenong yang sudah
dibawa tadi. (oleh Ahmad Fathul Amin/Penyuluh Budaya Banjarnegara).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar