Senin, 15 Desember 2014

Tradisi Banyumas


SADRANAN ING DESA GUMELEM


Upacara tradisi Sadran Gedhe diadakan setiap tahun oleh masyarakat daerah Gumelem, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara. Tradisi ini dilaksanakan setiap senin atau kamis terakhir dibulan sya’ban sebagai acara menyambut datangnya bulan Ramadhan. Tahun ini. Serangkaian acara Sadran Gedhe sudah berlangsung sejak senin malam 23 Juni 2014, yaitu dengan diadakannya Uyon-Uyon. Selanjutnya berturut-turut setiap malamnya diadakan Pengajian Akbar dan pemutaran film oleh bioskop keliling.
Nyadran (kata kerja dari kata bahasa Jawa: Sadran = Ruwah, Syakban). Upacara kenduri di tempat keramat, masjid, langgar, rumah atau tern pat lainnya, yang dilakukan oleh masyarakat Jawa, terutama Jawa Tengah, pada bulan Sadran. Upa cara itu dimaksudkan untuk menghormati arwah para leluhur keluarga tertentu. Dalam upacara itu, selain kenduri, biasanya juga dilakukan ziarah ku bur dengan membawa bunga-bungaan, terutama bunga telasih, sebagai lambang masih adanya hu bungan yang akrab dan selalu segar antara si pe- ziarah dan arwah leluhur yang di-ziarahi.
Setelah serangkaian agenda itu, hari kamis, 26 Juli 2014 menjadi puncak acara Sadran Gedhe. Sekitar pukul 09.00, semua peserta Kirab Sadran Gedhe dengan menggunakan busana Jawa sudah berkumpul di depan Balai Desa. Diantara dari mereka ada yang membawa gunungan hasil bumi serta tenong berisi makanan yang nantinya akan dimakan bersama-sama setelah proses sadran selesai.makanan itu berupa : Tumpeng, sayur kumplit, ayam  ingkung / rasulan, jajan pasar , wedang telon (gembawuk). arang” , kambang. Degan klapa, kembang telon (kanthil mawar kenanga) banyu godhong tawa / denok.
Kirab diawali dari depan balai desa Gumelem Wetan berjalan menuju ke makam Ki Ageng Gumelem. Diantara iring-iringan tersebut, ada Wakil Bupati Banjarnegara, Camat Susukan, Kepala Desa Gumelem Wetan dan Kulon, serta instansi terkait dilingkungan Pemkab Kabupaten Banjarnegara.
Sesampainya di makam Ki Ageng Gumelem, beberapa pesera kirab ada yang melanjutkan perjalanan menuju Petilasan Ki Ageng Giri yang letaknya berada dipuncak bukit. Sesampainya disana, rombongan langung melaksanakan dzikir dan doa bersama.
Setelah selesai, rombongan kembali turun menuju makam Ki Ageng Gumelem. Disana rombongan kembali melaksanakan dzikir dan doa bersama. Setelah itu, acara diakhiri dengan makan bersama tenong yang sudah dibawa tadi. (oleh Ahmad Fathul Amin/Penyuluh Budaya Banjarnegara).





Tidak ada komentar:

Posting Komentar